Minggu, 29 Maret 2015
Indahnya Wanita Berhijab
Indahnya Berhijab
Apabila dilihat dari sisi dunia, seperti perkembangan teknologi dan semisalnya amatlah pesat. Akan tetapi, kenyataan tersebut berbanding terbalik dengan sisi agama.
Al-Imam al-Bukhari berkatat dalam Shahih-nya,
Buruknya zaman yang setelahnya bisa berupa banyaknya fitnah, baik peperangan maupun pembunuhan, semakin jauhnya manusia dari syariat Islam, dan tenggelamnya umat dalam berbagai kemaksiatan. Di antara kemaksiatan yang paling banyak terjadi di muka bumi ini adalah perzinaan. Bahkan, tidak jarang kita dapati hal tersebut di negeri kita sendiri yang dijuluki negeri dengan penganut agama Islam terbesar di dunia.
Musuh-musuh Islam sangat cemburu dengan kondisi penganut agama Islam yang terbanyak ini. Mereka pun melakukan strategi penghancuran Islam tanpa peperangan, yaitu dengan merusak wanita-wanita negara ini, baik melalui dunia maya seperti televisi, jaringan internet, handphone maupun dunia nyata yang tampak dihadapan kita. Jika kebanyakan wanita rusak, rusaklah pula laki-laki sehingga akhirnya akan merusak tatanan kemasyarakatan negeri tersebut.
Nenek moyang negara kita ini telah berjuang untuk menutup aurat mereka. Akan tetapi, generasi muda sekarang justru berlomba membuka aurat mereka, selain wanita-wanita yang diberi hidayah dan rahmat dari Allah subahanallahu wa ta’ala.Karena itu, hampir setiap hari kita dapati berita di media-media tentang pemberitaan kasus pelecehan seksual, perzinaan, dan pemerkosaan. Wallahul musta’an.
Di antara sebab terbesar dari kasus-kasus tersebut adalah semakin maraknya ajang ikhtilath (campur baur laki-laki dan wanita), dan semakin banyaknya wanita yang berpakaian minim dan mengumbar aurat. Kalau kita mau membahas sebab-sebab perzinaan dan perkosaan, niscaya satu edisi majalah ini tidaklah cukup. Karena itu, kita akan membahas salah satu dari sekian banyak sebabnya, yaitu tiadanya hijab yang syar’i.
Dalil-Dalil Wajibnya Berhijab dan Larangan Bertabarruj (Bersolek-Molek)
Diantara dalil-dalilnya adalah:
1. Dari Al-Qur’an:
Larangan untuk merendahkan ucapan, yaitu melembutkan (suara) ketika berbicara dengan laki-laki, adalah dalil yang paling menunjukkan bahwa wajibnya berhijab bagi wanita min babil ‘aula. (Hirasatul Fadhilah:36)
Oleh karena itu, wanita harus tetap di rumah dan tidak keluar kecuali apabila ada kebutuhan. Dalam hal ini rumah menjadi hijab baginya dari pandangan orang asing.
Perintah ini tidaklah khusus berlaku pada zaman sahabiyah atau untuk orang Arab saja, seperti yang diyakini oleh sebagian orang. Ayat ini berlaku umum, untuk mereka (istri-istri Nabi ) dan para wanita yang ada setelah mereka di muka bumi ini.
2. Dari as-Sunnah
Diantara dalilnya adalah sebagai berikut.
Al-Allamah asy-Syinqithit mengatakan, “Hadits shahih ini menunjukkan dengan jelas tentang peringatan keras dari masuk pada kaum wanita. Hadits inijuga menjadi dalil yang gamblang tentang larangan masuk kepada mereka, dan (tidak) ada pertanyaan kecuali dari belakang hijab.” (al-Adhwa’, 6/592—593)
Keutamaan dan Keuntungan Berhijab
Diantara keutamaan dan keuntungan berhijab ialah sebagai berikut.
Wallahu A'lam
Semoga Bermanfaat !!!
Baca Selengkapnya >>>
Waktu terus berjalan. Seiring dengan perkembangan zaman,
perubahan-perubahan pun banyak terjadi terhadap lingkungan dan peradaban
manusia. Zaman pun semakin menjauh dari zaman terbaik secara mutlak,
yaitu zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabatnya radiyallahu ‘anhum.
Lantas, apakah berarti zaman kita dan setelahnya lebih baik dari sebelumnya?Apabila dilihat dari sisi dunia, seperti perkembangan teknologi dan semisalnya amatlah pesat. Akan tetapi, kenyataan tersebut berbanding terbalik dengan sisi agama.
Al-Imam al-Bukhari berkatat dalam Shahih-nya,
عَنِ
الزُّبَيْرِ بْنِ عَدِي قَالَ: أَتَيْنَا أَنَسٌ بْنُ مَالِكٍ فَشَكَوْنَا
إِلَيْهِ مَانُلْقِى مِنَ الْحَجَّاجِ فَقَالَ: اِصْبِرُو فَإِنَّهُ لَا
يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى
تَلْقَوا رَبَّكُمْ سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
Artinya “Dari Az-Zubair bin ‘Adi, ia berkata, ‘Kami telah mendatangi Anas bin Malik dan kami mengeluhkan apa yang kami dapati dari al-Hajjaj. Beliau berkata, ‘Bersabarlah kalian karena sesungguhnya tidak akan datang pada kalian sebuah zaman kecuali yang setelahnya lebih buruk, sampai kalian bertemu dengan Rabb kalian. Aku mendengarnya (hadits ini) dari Nabi kalian `’.”Buruknya zaman yang setelahnya bisa berupa banyaknya fitnah, baik peperangan maupun pembunuhan, semakin jauhnya manusia dari syariat Islam, dan tenggelamnya umat dalam berbagai kemaksiatan. Di antara kemaksiatan yang paling banyak terjadi di muka bumi ini adalah perzinaan. Bahkan, tidak jarang kita dapati hal tersebut di negeri kita sendiri yang dijuluki negeri dengan penganut agama Islam terbesar di dunia.
Musuh-musuh Islam sangat cemburu dengan kondisi penganut agama Islam yang terbanyak ini. Mereka pun melakukan strategi penghancuran Islam tanpa peperangan, yaitu dengan merusak wanita-wanita negara ini, baik melalui dunia maya seperti televisi, jaringan internet, handphone maupun dunia nyata yang tampak dihadapan kita. Jika kebanyakan wanita rusak, rusaklah pula laki-laki sehingga akhirnya akan merusak tatanan kemasyarakatan negeri tersebut.
Nenek moyang negara kita ini telah berjuang untuk menutup aurat mereka. Akan tetapi, generasi muda sekarang justru berlomba membuka aurat mereka, selain wanita-wanita yang diberi hidayah dan rahmat dari Allah subahanallahu wa ta’ala.Karena itu, hampir setiap hari kita dapati berita di media-media tentang pemberitaan kasus pelecehan seksual, perzinaan, dan pemerkosaan. Wallahul musta’an.
Di antara sebab terbesar dari kasus-kasus tersebut adalah semakin maraknya ajang ikhtilath (campur baur laki-laki dan wanita), dan semakin banyaknya wanita yang berpakaian minim dan mengumbar aurat. Kalau kita mau membahas sebab-sebab perzinaan dan perkosaan, niscaya satu edisi majalah ini tidaklah cukup. Karena itu, kita akan membahas salah satu dari sekian banyak sebabnya, yaitu tiadanya hijab yang syar’i.
Dalil-Dalil Wajibnya Berhijab dan Larangan Bertabarruj (Bersolek-Molek)
Diantara dalil-dalilnya adalah:
1. Dari Al-Qur’an:
- Surat al-Ahzab:32
فَلَا تَخۡضَعۡنَ بِٱلۡقَوۡ
Artinya “Maka janganlah kamu merendahkan suara ketika berbicara.”Larangan untuk merendahkan ucapan, yaitu melembutkan (suara) ketika berbicara dengan laki-laki, adalah dalil yang paling menunjukkan bahwa wajibnya berhijab bagi wanita min babil ‘aula. (Hirasatul Fadhilah:36)
- Surat al-Ahzab:33
وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
Artinya “Dan hendaklah kalian tetap di rumah-rumah kalian.”Oleh karena itu, wanita harus tetap di rumah dan tidak keluar kecuali apabila ada kebutuhan. Dalam hal ini rumah menjadi hijab baginya dari pandangan orang asing.
- Surat al-Ahzab:33
وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِٱلۡأُولَىٰۖ
Artinya “Janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.”- Ayat al-Hijab (surat al-Ahzab:53),
وَإِذَا سَأَلۡتُمُوهُنَّ مَتَٰعٗا فَسَۡٔلُوهُنَّ مِن وَرَآءِ حِجَابٖۚ ذَٰلِكُمۡ أَطۡهَرُ لِقُلُوبِكُمۡ وَقُلُوبِهِنَّۚ
Artinya “Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), mintalah dari balik tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.”Perintah ini tidaklah khusus berlaku pada zaman sahabiyah atau untuk orang Arab saja, seperti yang diyakini oleh sebagian orang. Ayat ini berlaku umum, untuk mereka (istri-istri Nabi ) dan para wanita yang ada setelah mereka di muka bumi ini.
- Surat an-Nur:30-31, yang artinya,
2. Dari as-Sunnah
Diantara dalilnya adalah sebagai berikut.
- Hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha,
- Hadits Uqbah bin ‘Amir al-Juhaniz,
Al-Allamah asy-Syinqithit mengatakan, “Hadits shahih ini menunjukkan dengan jelas tentang peringatan keras dari masuk pada kaum wanita. Hadits inijuga menjadi dalil yang gamblang tentang larangan masuk kepada mereka, dan (tidak) ada pertanyaan kecuali dari belakang hijab.” (al-Adhwa’, 6/592—593)
- Hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhum,
- Masih banyak hadits yang lainnya.
Keutamaan dan Keuntungan Berhijab
Diantara keutamaan dan keuntungan berhijab ialah sebagai berikut.
- Menjaga kehormatan.
- Menaati Perintah Agama
- Laki laki akan merasa segan mengganggu/mengoda anda
- Menyucikan hati, sebagaimana halnya firman Allah subhanallahu wa ta’ala
وَإِذَا سَأَلۡتُمُوهُنَّ مَتَٰعٗا فَسَۡٔلُوهُنَّ مِن وَرَآءِ حِجَابٖۚ ذَٰلِكُمۡ أَطۡهَرُ لِقُلُوبِكُمۡ وَقُلُوبِهِنَّۚ
Artinya “Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (al-Ahzab:53)Wallahu A'lam
Semoga Bermanfaat !!!
Rabu, 25 Maret 2015
My Videos on Youtube
Untuk lebih mengenal Pribadi saya,
silahkan tonton kami di Youtube
Baca Selengkapnya >>>
Senin, 23 Maret 2015
10 Karakter Wanita Sholehah
Pada artikel kali ini saya menuliskan tentang 10 Karakter Wanita sholehah yang saya rangkum dari Majalah Dakwah Cahaya Nabawiy Edisi No.103 th.
VII Jumadil Awwal 1435 H / Februari 2015 M.
Muslimah shalihah yang berakhlak mulia memiliki beberapa karakteristik yang indah, 10 Diantaranya Ialah:
Pertama,
Bertakwa Kepada Allah SWT dan bisa menjaga dirinya, anak-anaknya, serta harta suaminya. Dalam AlQur’an Allah Berfirman yang maksudnya,“Sebab itu, Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dir ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah Memelihara mereka.” (Q.S An Nisa’:34)
Kedua,
Dia memiliki sifat sabar. Ia bersikap tabah dalam menghadapi berbagai persoalan. Bahkan ia pandai menghibur suaminya yang sedang di rundung masalah. Bukannya malah merunyamkan suasana.
Ketiga,
Senantiasa menjaga shalat 5 waktu. Sebagaimana maklum shalat 5 waktu adalah tiang agama. Muslimah yang menjaga shalatnya adalah sosok muslimah yang sendi-sendi keimanannya kokoh. Ia akan kuat menghadapi berbagai terpaan cobaan dan musibah. Muslimah seperti inilah yang bisa menjadi faktor kunci sukses suaminya.
Keempat,
Menjaga auratnya dengan baik. Ia tak mau keluar rumah kecuali seizin suaminya. Andaikata keluar, ia menutupi aurat yang menjadi kehormatannya serta suaminya. Allah SWT berfirman yang maksudnya, ” Hai nabi. Katakanlah kepada isteri-isteri mu, anak-anak perempuammu dan isteri-isteri orang beriman “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal. Karera mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al Ahzab, 59)
Kelima,
Taat kepada suaminya, menghormatinya, mencintainya, menyayanginya. Selalu menampakkan wajah yang menyenangkannya. Selalu memberikan dukungan kepada suami baik dalam urusan pekerjaan atau ibadah. Tidak menghardik atau mengeluarkan kata-kata kotor kepadanya. Tidak membicarakan aib-aibnya kepada wanita lain. Tak pernah ada niatan untuk menyakitinya. Ia senantiasa menlakukan perbuatan yang membuat ridha suaminya. Rasul SAW bersabda, “Tatkala seorang muslimah melaksanakan shalat 5 waktu, menunaikan puasa wajib dan mematuhi suaminya, maka ia akan memasuki surga Tuhannya.”
Keenam,
Bisa mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebab mereka lebih dekat kepada anak-anak daripada suami yang lebih banyak keluar untuk bekerja. Seorang Muslimah Shalihah akan mengajarkan anak-anaknya membaca Al Qur’an, menanamkan rasa cinta kepada Nabi SAW beserta keluarganya. Mendampingi mereka melewati masa kanak-kanak dengan lembut dan penuh cinta, menjauhkan merekan dari akhlak tercela. Dan tak kalah pentingnya, mengajarkan mereka rasa hormat kepada ayahnya.
Ketujuh,
Mampu menasehati suami yang sedang lalai dari ibadah dengan cara yang santun dan bijak. Ia bisa mengambil hati suaminya sebelum mengingatkannya. Cara demikian lebih bisa di terima suami ketimbang cara-cara langsung yang akan memperburuk situasi.
Kedelapan,
Memiliki prinsip hidup yang kuat. Ia tak mudah terpengaruh gaya hidup non islami yang sekarang ini gencar di budayakan oleh media massa. Sebagai muslimah ia harus tetap berpegang teguh pada ajaran Islam baik dari segi berpakaian, berprilaku dan lainnya. Ia pantang meniru lifestyle wanita non muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa meniru gaya hidup suatu kaum, berarti ia termasuk golongan tersebut.”
Kesembilan,
Dia mampu menjaga penglihatannya dan kehormatannya. Ia tak mau memandang laki-laki selain suaminya. Kehormatannya di jaga mati-matian demi suaminya. Ia bersolek hanya untuk suaminya. Ini merupakan gambaran Bidadari Syurga. Allah SWT berfirman.. Yang artinya, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An Nuur:31)
Kesepuluh,
Bersikap wara’. Ia tak mau mengkonsumsi makanan-makanan yang haram ataupun yang syubhat. Demikian pula ia menjaga suami dan anak-anaknya dari hal tersebut. Ia faham betul bahwa dari makanan yang baik dan halal akan lahir pula kepribadian-kepribadian yang baik. “Kuatnya agama adalah sikap wara’.” demikian sabda Nabi SAW.
Demikian sebagian karakteristik muslimah yang shalihah. Dengan
karakteristik tersebut ia akan menampakkan kecantikan bathin yang akan
abadi dan takkan lapuk oleh penuaan seperti halnya kecantikan jasmani.
Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Dunia seluruhnya adalah perhiasan, dan perhiasan yang terindah adalah wanita yang shalihah.”
Wallahu A’laam,..
Semoga Bermanfaat ...
Langganan:
Postingan (Atom)